Entri Populer

Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label Energi Surya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Energi Surya. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Juli 2013

Oven Pengering Tanpa Listirk

Umumnya oven pengering yang tersedia saat ini membutuhkan listrik untuk melakukan proses pengeringan, baik itu digunakan untuk pemanasan maupun untuk menjaga kelembaban udara didalam oven pengering, dan sedikit tersedia informasi mengenai oven pengering tanpa listrik ini.
Penulis pertama kali membuat oven pengering tanpa listrik ini diperuntukkan untuk pembuatan kopra didaerah Ciamis Jawa barat. Temperatur yang dihasilkan cukup tinggi bisa mencapai 80 C jika digabungkan dengan tenaga matahari, sedangkan untuk kondisi malam hari bisa mencapai suhu 60 C.
Bangunan pengering ini pada bagian bawah terbuat dari batu bata dan bagian atas terbuat dari bahan polycarbonat, penggunaan batu bata pada bagian bawah bisa digantikan dengan menggunakan plat besi.
Masalah utama pertama kali penulis membuat oven pengering tanpa listrik ini adalah kurang meratanya panas dalam oven pengering, kalau menggunakan listrik kita bisa tambahkan kipas/blower, dalam beberapa kali eksperimen permasalahan ini dapat diatasi.
Oven pengering tanpa listrik ini cocok digunakan didaerah yang masih terbatas sumber listriknya dan bisa ditempatkan langsung dilahan pertaniannya langsung, Oven pengering ini bisa digunakan untuk mengeringkan produk hasil pertanian seperti, kakao, cengkeh, lada, kopra dlln, dan produk hasil laut seperti ikan, rimput laut dll.
Untuk informasi mengenai oven pengering tanpa listrik ini dapat dikirim melalui email ; yefrichan2000@gmail.com atau bisa telp ke no 081310607628  dengan Yefri Chan, ST.MT, Dosen Teknik Mesin Universitas Darma Persada, Jl. radin Inten II, Pondok Kelapa, Jaktim.


Senin, 03 Oktober 2011

Remote Kontrol Tanpa Tombol Dengan Energi Surya

Murata, perusahaan tekonologi Jepang, bekerjasama dengan Universitas Kansai dan Mitsui mengembangkan sebuah remote control yang tidak mengharuskan penggunanya memencet tombol.

Menggunakan perangkat yang diberi nama Leaf Grip, pesawat televisi ataupun perangkat elektronik lain dapat dikendalikan dengan membengkokkan dan menggerakkan remot dengan berbagai cara. Alat ini sendiri diklaim sebagai puncak hubungan manusia dengan mesin.

“Remote ini memiliki desain konseptual baru yang mampu beroperasi dengan membengkokkan dan membelokkan remote,” sebuat Murata, seperti dikutip dari TechCrunch, 26 September 2011.

Remote ini mempunyai spesifikasi lintasan sensor pada kedua ujung kutub yang dihubungkan dengan sebuah plat yang terbuat dari film Pizoelektrik. Film tersebut terbuat dari bahan Kristal yang mampu menghasilkan aliran listrik. Ia juga dapat mendeteksi seperti gerakan.

Selain itu, remote control juga menggunakan pigmen untuk mengosongkan elektron saat remot menerima cahaya dan dirakit dengan sebuah sel fotovoltaik yang mengubah cahaya ke listrilk untuk mengganti fungsi baterai.

Sel fotovoltaik terletak bagian paling dalam, dengan diapit oleh film Piezoelektrik. Fotovoltaik merupakan panel aplikasi tenaga surya yang mampu menghasilkan aliran listrik. Untuk mencari saluran TV, remote cukup dibelokkan. Untuk mengatur volume, cukup bengkokkan remote.

Menurut produsennya, remot ini menggunakan sebuah pengembangan baru dari film pizoelektrik yang sangat transparan, organik dan bebas dari pyroelektrik, tanpa betarai. Murata juga menjadwalkan ujicoba remote selama eksibisi CEATEC Japan 2011, bulan depan.
(Sumber ;VIVAnews)

Senin, 22 Agustus 2011

Solar Wind Turbine (Turbin Angin Matahari)

Para ilmuwan dari University of Liverpool telah mengupgrade sebuah turbin angin sehari-hari dengan set inovatif pisau matahari berputar. Seluruh tim, dipimpin oleh Dr Joe King, meluncurkan solusi inovatif yang menyatakan turbin angin berguna hanya ketika angin bertiup. Nah, desain mereka bahkan menggandakan fungsi turbin konvensional dengan mengintegrasikan teknologi fotovoltaik. Tim namun menghadapi beberapa masalah. Ada kecemasan nyata bahwa turbin bisa menyebabkan pilot pesawat terganggu penglihatannya dan orang yang hidup di sekitarnya. Selain itu, pada hari-hari panas, turbin akan membuat sinar matahari yang mematikan, yang dapat membuat api di atas bangunan jika terkonsentrasi. Dalam rangka untuk mengatasi masalah tersebut, ilmuwan menemukan sebuah panel surya yang tidak berwarna sunbeams cermin. Tim ini sekarang menyelesaikan di mana untuk menginstal model solar wind turbine mereka. Kami yakin bahwa kami bisa mengubah kebutuhan dunia untuk energi terbarukan yang vital, “kata Dr King. Namun tim telah menghadapi masalah. Awal simulasi komputer menemukan bahwa turbin dipasang panel surya akan menyebabkan berkas cahaya menyilaukan menembak di seluruh daerah sekitarnya. Ada kekhawatiran nyata bahwa turbin bisa membuat pilot pesawat berpotensi buta serta orang yang hidup di sekitarnya. Bukan hanya itu, tetapi pada hari yang sangat panas turbin akan menghasilkan sinar matahari mematikan’ yang bisa membuat api diatas bangunan jika terkonsentrasi.
“Hal terakhir yang kita inginkan adalah untuk turbin kami untuk tidak menyebabkan crash pesawat dan kebakaran, jadi kami telah merancang sebuah panel surya yang tidak ‘berwarna’ dan memantulkan sinar matahari . Prototipe awal kami tampak seperti bola disko besar saat operasional, tetapi solusi kami sekarang mencegah itu. “
Tim ini sekarang memutuskan tempat untuk menginstal prototipe turbin angin matahari mereka. “Karena sinar matahari sangat sedikit di Inggris, kita pasti cari di luar negeri,” kata Dr King. “Secara pribadi saya yakin sebuah tempat yang ideal akan Irlandia. Ini dekat, memiliki angin kencang, musim panas yang indah, ditambah keluarga saya hidup di sana sehingga saya bisa pergi mengunjungi “Mengharapkan turbin angin matahari, dijuluki sebagai” Heat Waver “, harus ditetapkan untuk instalasi musim panas dalam beberapa bulan!. “Kami masih memiliki beberapa tes untuk menjalankan,” Dr King mengatakan, “tapi kami yakin kami dapat mengubah kebutuhan energi terbarukan di dunia .Hanya berpikir apa turbin bisa dilakukan di negara-negara seperti Australia. “
(Sumber;  mechanicalengineeringblog)

Sel Surya (Photovoltaic)


Sel surya adalah sebuah alat yang tersusun dari material semikonduktor yang dapat mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik secara langsung. Sering juga dipakai istilah photovoltaic atau fotovoltaik. Sel surya pada dasarnya terdiri atas sambungan p-n yang sama fungsinya dengan sebuah dioda (diode). Sederhananya, ketika sinar matahari mengenai permukaan sel surya, energi yang dibawa oleh sinar matahari ini akan diserap oleh elektron pada sambungan p-n untuk berpindah dari bagian dioda p ke n dan untuk selanjutnya mengalir ke luar melalui kabel yang terpasang ke sel.
Siapakah yang pertama kali menemukan sel surya?
Sejarah sel surya dapat dilihat jauh ke belakang ketika pada tahun 1839 Edmund Becquerel, seorang pemuda Prancis berusia 19 tahun menemukan efek yang sekarang dikenal dengan efek fotovoltaik ketika tengah berkesperimen menggunakan sel larutan elektrolisis yang dibuat dari dua elektroda. Becquerel menemukan bahwa beberapa jenis material tertentu memproduksi arus listrik dalam jumlah kecil ketika terkena cahaya.
Era sel surya modern baru dimulai satu abad setelah penemuan fenomena fotovoltaik pertama, yakni ketika tiga peneliti Bell Laboratories di AS (Chapin, Fullr dan Pearson) secara tidak sengaja menemukan bahwa sambungan dioda pn dari silikon mampu membangkitkan tegangan listrik ketika lampu laboratorium dinyalakan. Pada tahun yang sama, usaha mereka telah berhasil membuat sebuah sel surya pertama dengan efisiensi sebesar 6%. Dari titik inilah penelitian sel surya akhirnya berkembang hingga saat ini, dengan banyak jenis dan teknologi pembuatannya.
Berapakah efisiensi sel surya saat ini?
Saat ini, efisiensi sel surya dapat dibagi menjadi efisiensi sel surya komersil dan efisiensi sel surya skala laboratorium.
Sel surya komersil yang sudah ada di pasaran memiliki efisiensi sekitar 12-15%. Sedangkan efisiensi sel surya skala laboratorium pada umumnya 1,5 hingga 2 kali efisiensi sel surya skala komersil.
Hal ini disebabkan pada luas permukaan sel surya yang berbeda. Pada sel surya di pasaran, sel yang dipasarkan pada umumnya memiliki luas permukaan 100 cm2 yang kemudian dirangkai mejadi modul surya yang terdiri atas 30-40 buah sel surya. Dengan semakin besarnya luas permukaan sel surya, maka sudah menjadi pengetahuan umum jika terdapat banyak efek negatif berupa resistansi sirkuit, cacat pada sel dan sebagainya, yang mengakibatkan terdegradasinya efisiensi sel surya.
Pada sel surya skala laboratorium, luas permukaan sel yang diuji hanya berkisar kurang dari 1 cm2. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kondisi ideal sel surya yang bebas dari cacat maupun resistansi ketika dihubungkan ke sebuah sirkuit. Disamping itu, kecilnya luas permukaan sel surya memudahkan proses pembuatannya di mana alat yang dipakai di dalam laboratorium ialah alat yang berukuran kecil.
Apakah sel surya sudah diproduksi di Indonesia?
Sepanjang pengetahuan penulis, level produksi sel surya di Indoneisa masih dalam tahap assembly atau perakitan yang beberapa bahannya diimpor dan sebagian diproduksi di dalam negeri. PT LEN sejauh ini mempu membuat sel surya tersebut. Secara khusus, pabrik sel surya di Indonesia masih etrbilang sangat langka. Produk produk sel surya yang dipasarkan di Indonesia mayoritas merupakan hasil impor.
Seberapa besar potensi yang dimiliki oleh negara kita untuk mengembangkan teknologi sell surya ?
Sel surya mengandalkan siraman sinar matahari dengan intensits yang memadai. Dengan letak geografis Indonesia di khatulistiwa dengan jaminan limpahan sinar matahari sepanjang tahun tidak mengalami perubahan berarti, maka sel surya patut menjadi salah satu bentuk energi masa depan yang perlu dikembangkan oleh anak bangsa. Hal ini pula didukung oleh efisiensi sel surya yang terus meningkat plus biaya produksi nya yang semakin kecil.
6. Untuk dapat beroperasi, sarana pendukung apa saja yang dibutuhkan?
Sel surya hanya merupakan satu komponen penyerap cahaya yang langusng mengkonversi cahaya tsb menjadi litstrik. Agar listrik dari sel surya ini dapat dimanfaatkan, maka sel surya membutuhkan apa yang disebut dengan Balance of System (BOS) yang paling minim terdiri atas; inverter (mengubah listrik DC dari sel surya menjadi listrik AC untuk keperluan sehari hari), baterei (untuk menyimpan kelebihan muatan listrik guna pemakaian darurat atau malam hari), serta beberapa buah controller untuk mengatur secara optimal daya keluaran sel surya.
7. Berapa harga sel surya lengkap berikut komponen pendukungnya?
Secara umum, harga sel surya berikut BOS sekitar US$ 8-10/Watt. Harga ini harga sel surya tanpa adanya subsidi atau potongan harga dsb. Dan biaya sel surya biasa dikonversi ke dalam satuan US$/Watt. Jika seseorang ingin membeli sel surya untuk keperluan penerangan rumah tangga yang sekitar 900 Watt, maka secara kasar biaya yang perlu dikeluarkan (diinvestasikan?) sebesar 900 Watt x US$ 8 = US$ 7200. Harga ini sudah termasuk biaya pemasangan dan beberapa komponen pendukung untuk dipasang di atap sebuah rumah. Dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah (subsidi, potongan harga, kredit pembelian dsb) harga sel surya ini dapat ditekan hingga hanya tinggal 30% saja.
Mengapa harga sel surya terbilang sangat mahal dibandingkan dengan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit konvensional?
Ada beberapa alasan untuk ini;
Pertama, sel surya mengandalkan bahan silikon sebagai material penyerap cahaya matahari. Dan harga silikon ini meningkat seiring dengan permintaan industri semikonduktor ditambah dengan suplai bahan baku silikon yang terbatas. Silikon yang dipakai sebagai bahan dasar chip di dunia mikroelektronika/semikonduktor ini semakin dibutuhkan mengingat adanya peningkatan tajam untuk produksi peralatan elektronika mulai dari komputer, monitor, televisi dsb. Hal ini diperparah dengan jenis sel surya yang paling banyak dipasarkan di dunia yakni sel surya jenis silikon sehingga sel surya secara langsung harus berkompetisi dengan industri lain untuk mendapatkan bahan baku silikon.
Kedua, perlu digaris bawahi bahwa harga listrik konvensional sebagai bahan perbandingan harga listrik sel surya ialah harga setelah mendapat subsidi. Subsidi ini dimaksudkan agar listrik dapat menjangkau segala lapisan masyarakat, sedangkan sel surya sebaliknya, tidak mendapat subsidi atau dukungan yang membuat harga sel surya terasa mahal. Sebagai perbandingan, di negara-negara yang sudah mapan memanfaatkan sel surya, pemerintah negara-negara tersebut sudah memberlakukan segala program kebijakan agar sel surya dapat memasyarakat semisal subsidi, kredit pembelian, feed-in-tariff dan sebagainya. Sebagai contoh di Korea Selatan, harga sel surya yang dibeli oleh konsumen setempat mampu ditekan hingga 70% sekitar US$ 3 hingga 4 per Watt-nya. (sumber : energi surya )

Pengertian Energi Surya


Energi surya adalah energi yang dihasilkan dengan memanfaatkan matahari (surya) sebagai sumber energinya.
Energi surya Meliputi :
·        Surya Elektrik (Solar PV)
Sebagai catu/penghasil daya listrik, untuk berbagai kerja seperti untuk penerangan, pompa air, pendinginan termoelektrik dsb.
·        Surya termal
1.      Surya langsung (pengeringan, pemanasan (solar water heater, solar cooker), pendinginan (absorpsi, adsorpsi), penyulingan air bersih, pembangkit listrik tenaga uap, pemaanas pembakaran eksternal (Stirling engine), penyinaran (day lighting), dll.
2.      Surya pasif (tak langsung) berupa OTEC,  pendinginan nokturnal,             untuk penyegaran udara (AC) atau peyimpan komoditas pertanian dan perikanan.