Entri Populer

Entri Populer

Selasa, 30 Juli 2013

Elemen Mesin Pegas (Spring)



Pegas adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk memberikan gaya, torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi. Energi disimpan pada benda padat dalam bentuk  twist,  stretch, atau kompresi. Energi di-recover dari sifat elastis material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki kemampuan untuk mengalami defleksi elastis yang besar. Beban yang bekerja pada pegas dapat berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas umumnya beroperasi dengan ‘high working stresses’ dan beban yang bervariasi secara terus menerus. Beberapa contoh spesifik aplikasi pegas adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti misalnya pada ‘gun recoil mechanism’
2.      Untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti misalnya pada relief valve
3.      Untuk meredam getaran dan beban kejut, seperti pada auto mobil
4.      Untuk indikator/kontrol beban, contohnya pada timbangan        
5.      Untuk mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada ‘brake pedal’

B. Klasifikasi Pegas 
Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang bekerja yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan energi. Tetapi klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya. Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik adalah :
1.      Wire form spring  (helical compression,  helical tension, helical torsion,  custom form)
2.      Spring washers (curved, wave, finger, belleville)
3.      Flat spring (cantilever, simply supported beam)
4.      Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring)

Pegas ‘helical compression’ dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi. Gambar 10.1(a) menunjukkan beberapa bentuk pegas helix tekan. Bentuk yang standar 10-2 memiliki diameter coil, pitch, dan spring rate yang konstan. Picth dapat dibuat bervariasi sehingga spring rate-nya juga bervariasi. Penampang kawat umumnya bulat, tetapi juga ada yang berpenampang segi empat. Pegas konis biasanya memiliki spring rate yang non-linear, meningkat jika defleksi bertambah besar. Hal ini disebabkan bagian diametercoil yang kecil memiliki tahanan yang lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang lebih besar akan terdefleksi lebih dulu. Kelebihan pegas konis adalah dalam hal tinggi pegas, dimana tingginya dapat dibuat hanya sebesar diameter kawat. Bentuk  barrel dan hourglass terutama digunakan untuk mengubah frekuensi pribadi pegas standar.  


Pegas helixtarik perlu memiliki pengait (hook) pada setiap ujungnya sebagai tempat untuk pemasangan beban. Bagian hook akan mengalami tegangan yang relatif lebih besar dibandingkan bagian coil, sehingga kegagalan umumnya terjadi pada bagian ini. Kegagalan pada bagian hook ini sangat berbahaya karena segala sesuatu yang ditahan pegas akan terlepas. Salah satu metoda untuk mengatasi kegagalan hook adalah dengan menggunakan pegas tekan untuk menahan beban tarik seperti ditunjukkan pada gambar 10.1(c). Pegas wire form juga  dapat untuk memberikan/menahan beban torsi seperti pada gambar 10.1(d). Pegas tipe ini banyak digunakan pada mekanisme ‘garage door counter balance’, alat penangkap tikus, dan lain-lain.
Spring washerdapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi, tetapi lima tipe yang banyak digunakan ditunjukkan pada gambar 10.2(a). Spring washer hanya mampu menyediakan beban tekan aksial. Pegas jenis ini memiliki defleksi yang relatif kecil, dan mampu memberikan beban yang ringan.  Volute spring, seperti pada gambar 10.2(b) mampu memberikan beban tekan tetapi ada gesekan dan histerisis yang cukup signifikan.
Beam spring dapat memiliki bentuk yang bevariasi, dengan menggunakan prinsip kantilever atau simply supported. Spring rate dapat dikontrol dari bentuk dan panjang beam. Pegas beam mampu memberikan atau menahan beban yang relatif besar, tetapi dengan defleksi yang terbatas.
Power spring seperti ditunjukkan pada gambar 10.2(d) sering juga disebut pegas motor atau clock spring. Fungsi utamanya adalah menyimpan energi dan menyediakan twist. Contoh aplikasinya adalah pada windup clock, mainan anak-anak. Tipe yang kedua disebut dengan constant force spring. Kelebihan pegas ini adalah defleksinya atau stroke yang sangat besar dengan gaya tarik yang hampir konstan.
 


Jumat, 19 Juli 2013

Oven Pengering Tanpa Listirk

Umumnya oven pengering yang tersedia saat ini membutuhkan listrik untuk melakukan proses pengeringan, baik itu digunakan untuk pemanasan maupun untuk menjaga kelembaban udara didalam oven pengering, dan sedikit tersedia informasi mengenai oven pengering tanpa listrik ini.
Penulis pertama kali membuat oven pengering tanpa listrik ini diperuntukkan untuk pembuatan kopra didaerah Ciamis Jawa barat. Temperatur yang dihasilkan cukup tinggi bisa mencapai 80 C jika digabungkan dengan tenaga matahari, sedangkan untuk kondisi malam hari bisa mencapai suhu 60 C.
Bangunan pengering ini pada bagian bawah terbuat dari batu bata dan bagian atas terbuat dari bahan polycarbonat, penggunaan batu bata pada bagian bawah bisa digantikan dengan menggunakan plat besi.
Masalah utama pertama kali penulis membuat oven pengering tanpa listrik ini adalah kurang meratanya panas dalam oven pengering, kalau menggunakan listrik kita bisa tambahkan kipas/blower, dalam beberapa kali eksperimen permasalahan ini dapat diatasi.
Oven pengering tanpa listrik ini cocok digunakan didaerah yang masih terbatas sumber listriknya dan bisa ditempatkan langsung dilahan pertaniannya langsung, Oven pengering ini bisa digunakan untuk mengeringkan produk hasil pertanian seperti, kakao, cengkeh, lada, kopra dlln, dan produk hasil laut seperti ikan, rimput laut dll.
Untuk informasi mengenai oven pengering tanpa listrik ini dapat dikirim melalui email ; yefrichan2000@gmail.com atau bisa telp ke no 081310607628  dengan Yefri Chan, ST.MT, Dosen Teknik Mesin Universitas Darma Persada, Jl. radin Inten II, Pondok Kelapa, Jaktim.


Hindari Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa



Gorengan dan es buah seakan menjadi teman setia saat berbuka puasa. Padahal kedua makanan tersebut tidak baik dikonsumsi saat baru berbuka. Pakar gizi dan nutrisi, Prof. Hardinsyah, MS, tidak menganjurkan berbuka dengan makanan berlemak serta minuman dingin.

Pria yang akrab disapa Hardin itu menuturkan, makanan yang berlemak akan sulit dicerna oleh tubuh jika disantap saat baru buka puasa. Gorengan termasuk makanan berlemak karena digoreng menggunakan minyak. Maka dari itu, gorengan sebaiknya disisihkan untuk menu malam hari.

"Kita kan berbuka untuk memulihkan energi setelah 14 jam tidak makan dan usus kita mulai diajak bekerja, harus perlahan diajak kerjanya nggak bisa langsung berat. Kalau goreng-gorengan dia bekerja lebih berat. Makan makanan gorengan, berlemak, buat tubuh harus adaptasi lagi," tutur Hardin kepada wolipop, Kamis (18/7/2013).

Selain tubuh sulit mencerna makanan tersebut, gorengan juga dapat menimbulkan penyakit seperti batuk atau radang. Hal itu mungkin saja terjadi karena makanan yang mengandung minyak, pedas, serta minuman dingin dapat menimbulkan luka kecil di tenggorokan.

Luka atau iritasi yang terjadi di tenggorokan bisa memicu datangnya bakteri. Bakteri yang masuk ke dalam luka di tenggorokan dapat menyebabkan batuk. Berbeda bila berbuka dengan buah-buahan, tentu proses masuknya asupan buah ke dalam tubuh lebih halus daripada gorengan sehingga tidak menyebabkan luka.

"Itu nggak sesehat kita makan buah. Kalau terjadi iritasi, lalu luka halus terus ada bakteri bisa menyebabkan batuk ya jadi infeksi tenggorokan," ujar pakar nutrisi lulusan University of Queensland, Australia itu. (sumber : detik.com)